Original article in English available here
Translated by Sonnia Prayoga
Jaket bomber hitam, earphone kelas atas dan rambut yang disisir ke samping – Roozi memancarkan gaya biker zaman dulu. Kontras dengan kepribadiannya yang menarik. Ia berbicara dengan gaya yang dewasa dibandingkan umurnya, dan membawa aku menjelajahi dunia dengan ceritanya.
Roozi merupakan Spesialis Quality Assurance (QA) yang memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang sempurna, serta interface Shopee yang mulus. Saat ia sedang tidak meningkatkan performa server, atau membangun framework untuk keperluan testing dan analisis, ia mencari hal terbaik dari setiap negara dan menjelajahinya.
Inilah yang terjadi selama percakapan satu jam antara aku dengan sang penjelajah dunia.
Perry: Hai Roozi! Coba ceritakan sedikit tentang kamu, dan apa yang kamu lakukan di Shopee?
Roozi: Hai semua, aku Roozi. Aku telah bekerja di Shopee Singapura selama 3 bulan, dan aku adalah bagian dari tim QA yang memegang server utama Shopee. Aku lahir di Surabaya, Indonesia. Aku pernah tinggal di beberapa wilayah di Malaysia sambil menyelesaikan pendidikan S1, sebelum pergi ke Singapura.
P: Apa yang membawa kamu ke Rumania?
R: Semenjak aku meninggalkan Indonesia, aku ingin mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di pulau kecil ini. Rumania ini tempat yang semarak meskipun ukurannya beda sekali dengan tempat tinggal aku selama masa kuliah. Aku kuliah di Universitas Malaya, yang ada di Kuala Lumpur, selama 3,5 tahun, dan magang di Intel yang sedikit lebih jauh di bagian utara di Penang selama 6 bulan. Kemudian, aku pindah ke KL untuk menjadi pegawai tetap di Quintiq, selama setahun.
Walau Malaysia itu negara yang unik, nyaman dengan hawa yang sejuk, tapi aku ingin sesuatu yang lebih menarik lagi. Makanya, aku mulai bepergian di tahun pertama dan tidak pernah kembali lagi.
P: Empat setengah tahun terjebak di negara yang sama pasti membuatmu merasa sangat berat! Perjalanan ini membawamu kemana saja?
R: Oh, banyak tempat. Aku pernah pergi hampir ke semua negara di wilayah Asia Tenggara, dan juga beberapa tempat di Eropa. Waktu aku di sana, aku telah mengunjungi Rumania, Perancis dan Jerman. Aku juga sudah pernah ke Korea dan Timur Tengah.
P: Rumania bukanlah negara yang pertama terlintas di pikiran jika orang menyebut Eropa. Apa yang membuatmu ingin ke sana?
R: Rumania memang negara yang jarang menjadi tempat wisata, tapi negara ini merupakan salah satu negara dengan budaya yang paling kaya di benua tersebut. Aku pertama kali tahu tentang itu dari seorang anggota program AIESEC di universitasku. AIESEC merupakan NGO yang dijalankan oleh kaum muda global, untuk memberikan kesempatan bagi kaum muda menjadi sukarelawan dan bekerja di luar zona nyaman. Itu menjadi sebuah tantangan baru bagiku, tapi aku senang dapat melakukannya!
P: Itu terdengar sangat menakjubkan. AIESEC sudah mengirim kamu kemana saja?
R: Aku mengelola Muzuel Astra, salah satu museum terbuka terbesar di Eropa Tengah. Ditemukan di Transylvania, Rumania, museum ini menampilkan artefak dari beberapa budaya dan konsep dalam bentuk pondok serta rumah yang tersebar di sekitar museum. Hal ini memberikan pengalaman yang sangat berbeda dari museum biasanya kita lihat. Berwisata dan bekerja sendirian di negara asing merupakan 2 hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Hal tersebut menjadi kesempatan yang sangat menarik.
P: Hmm… Museum di Transylvania, huh? Apakah rumor Drakula itu benar?
R: Iya! Segala hal mengenai Transylvania dan Drakula itu benar – kecuali pada bagian bahwa ia adalah seorang vampir. Kisah nyatanya terlalu sulit untuk dimengerti, jadi sebaiknya aku lewati saja! (tertawa)
P: Aku rasa, aku akan mencari tahu sendiri! Aku pernah mendengar bahwa Rumania masih kurang berkembang. Apakah ada masalah yang kamu hadapi sepanjang perjalanan?
R: Apa yang kamu dengar itu benar. Rumania tidak memiliki akses ke wilayah dunia seperti apa yang dimiliki Singapura, jadi kebanyakan penduduk hanya berbicara menggunakan bahasa Rumania. Jaringan di Rumania juga tidak bagus di beberapa wilayah, di mana mereka juga membatasi penggunaan Google Translate. Aku sering harus menggunakan bahasa tubuh sepanjang perjalananku. Itu sangat sulit ketika kamu ingin sesuatu yang spesifik, atau sedang memberitahu kebutuhan diet maupun makanan yang diinginkan pas lagi ngidam!
P: Kedengarannya perjalananmu melewati banyak tantangan personal. Apakah ada kenangan lain di Rumania yang menurut kamu sangat seru sampai hari ini?
R: Terlalu banyak untuk disebutkan. Yang pertama muncul di pikiranku adalah proses mendaki yang cukup berbahaya, ketika aku melewati pegunungan berbatu sepanjang jalan Transfagarasan yang terkenal. Cari tahu saja dan kamu pasti akan terkejut berapa kali kamu melihatnya tanpa mengetahui namanya! (tertawa) Itu merupakan pengalaman bagiku karena sebagian besar pegunungan di Asia Tenggara dipenuhi hutan. Dapat melihat puncak saat mendaki gunung itu menambah keseruan di sepanjang perjalanan.
Sebagian besar hal baru yang aku alami adalah hal yang ada di luar jalan dan berdasarkan pengalaman aku, jalan yang jarang dilalui akan selalu lebih indah dan menantang.
P: Dibutuhkan semangat petualang untuk mengatakan itu. Kamu juga memiliki foto untuk membuktikan keseruanmu!
R: (tertawa) Teman-teman sering berkomentar mengenai jalur wisataku yang sangat berbeda dari daftar pemandu wisata biasanya, dan aku rasa ada sesuatu dengan cara wisataku. Ketika aku memutuskan untuk berkemas dan pergi, biasanya secara tiba-tiba. Aku akan hanya punya tiket pesawat. Akomodasi dan makanan akan direncanakan saat aku tiba, dan itu akan memaksaku berinteraksi langsung dengan penduduk lokal. Biasanya akan lebih seru dari ekspektasi orang pada umumnya! Itu juga bisa membantuku lebih hemat di beberapa hal. Aku bahkan pernah tinggal di asrama Kamboja dengan 2 dollar US per malam!
P: Sering berwisata pasti akan sulit dalam hal budget. Bagaimana cara kamu mengatasinya?
R: Aku selalu percaya bahwa biaya untuk berwisata itu hal kedua dibandingkan dengan kenangan yang akan didapatkan selama perjalanan. Aku mencoba sehemat mungkin ketika masih kuliah. Contohnya, mengurangi kesenangan materi dengan hanya membeli ponsel baru setiap tahun. Ini sangat membantu menghemat secara umum juga.
Aku juga selalu memastikan bahwa aku berwisata untuk diriku sendiri. Jika ada tempat yang mainstream, biasanya akan aku hindari. Ini liburanmu,lakukan apapun yang kamu senangi!
P: Sangat jarang melihat orang begitu percaya diri pada usia yang muda. Apakah ada waktu dimana ketegasan orang lain menjadi sebuah prioritas?
R: Apakah kamu pernah mendengar ungkapan, pakailah sepatu ke pantai untuk terlihat bagus? Aku pernah begitu sekali! (tertawa) Kita melakukan hal hanya untuk mengesankan orang lain, tanpa mempedulikan kesejahteraan diri kita sendiri. Aku sadar bahwa berwisata sendiri itu mengajarkanku fokus pada hal yang penting, dan hal ini terlihat jelas ketika kamu sedang dalam kesulitan di negara asing.
Konsep “coolness” itu relatif. Aku juga belajar dari pengalaman bahwa menjadi diri sendiri merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam jangka panjang. Menjadi diri sendiri mendekatkan dirimu dengan orang lain yang berpikiran sama denganmu, dan itulah saatnya kamu menikmati menjadi diri sendiri. Menjadi seseorang yang bukan dirimu hanya dapat menarik orang-orang yang tidak menghargai kamu untuk siapa kamu yang sesungguhnya, dan kamu juga akan lelah untuk terus mengikuti tren ataupun hal yang tidak kamu nikmati.
P: Meninggalkan barang bawaan yang berlebihan itu sesuatu yang dapat kita semua pelajari! Sebaliknya, adakah hal atau orang yang baru kamu sadari bahwa mereka itu sangat penting dalam kehidupanmu setelah semua perjalananmu?
R: Keluarga, tentunya. Ketika kamu hidup dan tumbuh bersama mereka, biasanya kamu akan menjadi tidak menghargai mereka. Aku sering berpetualang dan ingin meninggalkan Indonesia untuk pemandangan yang lebih hijau, namun setelah dua tahun merayakan Hari Raya jauh dari rumah untuk program musim panas di negara lain, aku merasa hal yang paling kurindukan adalah mereka.
Aku tidak sabar untuk pulang melihat adik perempuan dan seluruh keluargaku! Pikiran seseorang mungkin akan berkelana, namun rumah adalah di mana hatimu berada.
P: Bagaimana Shopee melengkapi jiwa petualanganmu?
R: Shopee telah menjadi angin segar dibandingkan dengan perusahan lain. Aku pernah magang dan kerja di perusahaan MNC, dan bertemu dengan orang yang sangat membantu dan berbakat, tapi prosesnya sedikit lambat. Di Shopee, aku pernah diminta untuk keluar dari zona nyaman. Melihat kerja kerasku membuat perubahan yang nyata, membuat semua ketidaknyamanan itu menjadi sesuatu yang setimpal. Keseruan dan komunitas yang terbuka di sini, membuat hari-hari kerja menjadi sebuah pengalaman juga.
P: (tertawa) Kamu memang orang yang mencintai hal seru, ya! Kamu tadi bilang ada adik perempuan. Jika hari di mana ia bilang mau mengikuti jejakmu dan bekerja di luar Indonesia tiba, apa saran yang akan kamu berikan?
R: Tiga kata: Just do it! (tertawa) Itu merupakan perjalanan pribadi seseorang: mencari pekerjaan, pindah ke tempat baru dan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Jangan terlalu khawatir atas orang yang menentang dan berbicara kengerian bekerja di luar negeri. Pasti akan ada masalah, namun pasti juga bisa diselesaikan.
Seorang temanku pernah mengatakan: “Semuanya akan baik-baik saja, jika tidak, itu bukan akhirnya!” Mengembara ke hal yang luar biasa akan selalu ditemani tantangan dan kesulitan tersendiri, tapi ketika kamu berhasil melewatinya, itu akan membuat kamu lebih kuat, lebih pandai beradaptasi dan menjadi orang yang lebih bisa menghargai. Mengambil langkah luar biasa ini sangat bagus bagiku sejauh ini – Jadi bagi adik perempuanku atau siapapun yang ingin terjun, aku yakin itu juga akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi kamu!
Cerita petualanganmu membuat hari kita menyenangkan, Roozi! Apa kamu telah terinspirasi dari cerita perjalanan seru Roozi? Tuangkan hasrat petualangmu dengan petualangan global dari pejuang Shopee lainnya, atau bergabunglah dengan mereka dan dengarkan cerita mereka secara langsung!